Kita terhubung satu sama lain...
Seekor tikus melihat dari celah – celah tembok melihat sang petani dan istrinya sedang membuka sebuah paket .
Sang tikus berguman dalam hati mungkin makanan yang ada didalamnya . Sang tikus sangat antusias untuk mengetahui apa sebenarnya isi dari paket tersebut dan ternyata isinya adalah perangkap tikus . Sang tikus bergegas ke ladang dan mengabarkan hal ini kepada yang lain agar berhati – hari .
Dia berteriak “ awas hati – hati ada perangkap tikus – ada perangkap tikus baru “ . Sang ayam yang sedang duduk – duduk di sarangnya hanya menaikkan kepala sembari melengos dan berkata : Tuan tikus , saya bisa katakan kepadamu bahwa hal ini memang sangat berpengaruh kepadamu tapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan aku . Aku pasti tidak akan terpengaruh apa-apa .
Sang tikus berpaling kepada sang babi dan mengatakan berhati – hati bahwa ada perangkap tikus baru di dalam rumah sang petani baru saja membelinya . Sang babi menunjukkan rasa simpatinya dan berkata : saya ikut simpati mendengar hal ini tapi tidak ada yang bisa saya lakukan selain hanya berdoa saat ini . Saya pasti akan mendoakanmu dalam setiap doaku
Sang tikus bergegas menghampiri sang sapi tapi sama seperti rekan-rekanya yang lain sang sapi hanya berkata : wow , aku turut berduka cita untukmu tapi perangkap tikus itu tidak akan bisa melukaiku sama sekali .
Sang tikus kembali masuk kedalam rumah dengan kepala tertunduk kebawah dan sedih karena dia harus menghadapi perangkap tikus si petani sendirian .
Malamnya di rumah sang petani terdengar suara gaduh seperti suara perangkap tikus yang terlepas dari tempatnya yang berarti ada sesuatu yang tertangkap . Istri si petani bergegas melihat apa yang tertangkap di perangkap tikusnya . Dalam keadaan gelap gulita sang istri tidak bisa melihat dengan jelas bahwa yang masuk perangkap tikus adalah ekor seekor ular yang berbisa . Lalu karena terkejut si ular berbalik dan menggigit lengan dari sang istri . Sang petani yang mendapati sang istri digigit oleh ular berbisa segera membawanya ke rumah sakit dan setalah dirawat kembali ke rumah dengan masih agak demam .
Setiap orang tahu bahwa bila kita agak demam maka mengobatinya adalah dengan makan sup ayam hangat maka si petani dengan segera pergi kekandang ayamnya dan memotong ayamnya untuk dijadikan sup ayam guna mengobati demam sang istri .
Ternyata demam sang istri tidak kunjung sembuh maka ramai teman dan tetangga di sekitar rumah sang petani yang datang menjenguk . Untuk menjamu para tamu yang banyak ini sang petani memotong satu ekor babinya.
Istri sang petani ternyata tidak juga membaik kesehatannya dan akhirnya meninggal dunia. Sangat banyak orang yang menghadiri pemakamannya sehingga untuk menjamu tamu-tamunya sang petani memotong satu ekor sapinya untuk menyediakan daging yang cukup .
Sang tikus melihat dari celah – celah temboknya menyaksikan semua kejadian ini berlangsung di depan matanya dan dia merasa sangat sedih .
Moral dari cerita ini adalah ketika sesorang sedang menghadapi masalah dan tidak ada hubungannya dengan kita maka ingatlah bahwa ketika salah seorang dari kita terancam maka kita semua sama – sama beresiko terkena dampaknya .
Kita semua berhubungan satu dengan yang lainnya dalam sebuah perjalanan bernama kehidupan . Oleh karena itu kita harus saling menjaga dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya .
Dan berterima kasihlah kepada semua orang yang sudah pernah menolong kita dan biarkan mereka mengetahui betapa pentingnya mereka buat kita . Perbanyaklah teman karena salah satu dari yang terbaik yang ada di dunia ini adalah teman .
0 komentar:
Posting Komentar